Sebelum membaca mulakanlah dengan Bismillah hirohma nirrohim

Sabtu, 30 Jun 2012

Tinggalkanlah Keragu-raguan Dan Perkara yg Tidak Bermanfa'at


Tinggalkanlah Keragu-raguan Dan Perkara yg Tidak Bermanfa'at
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abu Tholib, cucu Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangan beliau rodhiallohu ‘anhuma, dia berkata: ”Aku telah hafal (sabda) dari Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam: “Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i. Tirmidzi berkata: Ini adalah Hadits Hasan Shahih)
Kedudukan Hadits
Kedudukan hadits ini seperti kedudukan hadits ke enam (lihat hadits ke-6)
Tinggalkan Sesuatu Yang Meragukan
Sesuatu yang meragukan adalah sesuatu yang membuat tidak tenang dan memunculkan rasa khawatir, jikalau ternyata hal itu tidak boleh dilakukan. Jika kita menghadapi kondisi demikian maka tinggalkanlah yang meragukan tersebut dan lakukan sesuatu yang meyakinkan atau yang membuat tenang. Adalah termasuk perbuatan tercela jika ada keraguan akan tetapi tetap dikerjakan.
Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, dia berkata: “Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)


Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan landasan dalam bab adab.

Kebagusan Islam Seseorang
Kebagusan Islam seseorang bertingkat-tingkat. Cukuplah seseorang berpredikat bagus Islamnya jika telah melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram. Dan puncak kebagusannya jika sampai derajat ihsan, yang tersebut dalam hadits ke-dua. Besarnya pahala dan tingginya kemuliaan seseorang sesuai dengan kadar kebagusan Islamnya.

Meninggalkan Sesuatu Yang Tidak Penting
Sesuatu yang penting adalah sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Standar manfaat diukur oleh syariat, karena sudah maklum bahwa yang diperintahkan oleh syariat pasti membawa manfaat dan yang dilarang pasti menimbulkan mudhorot oleh karena itu upaya untuk paham syariat adalah aktivitas yang sangat bermanfaat. Menjadi kewajiban seseorang demi kebagusan Islamnya untuk meninggalkan semua yang tidak penting karena semua aktivitas hamba akan dicatat dan celakalah seseorang yang memenuhi catatannya dengan sesuatu yang tidak penting, termasuk di dalamnya adalah semua bentuk kemaksiatan sumber : http://massihab-islamitsmylive.blogspot.com
Read more ...

Jumaat, 16 April 2010

Menanggapi Masalah Makam Mbah Priuk dari Sudut Pandang AKU


saya hanya seorang anak yang ingin sedikit berkomentar, ketika melihat aksi anarki antara masa satpol pp dan pendukung mbah priuk saya sedikit miris, saya heran dengan pola pikir orang islam di indonesia ini, mereka kan islam, islam itu sangat detail masalah kepemilikan , kita bisa mati syahid ketika mati saat mempertahankan barang yang kita miliki ketika dirampok orang lain,dalam kasus ini tanah ini milik pemerintah daerah dan akan dialokasikan sebagai pelabuhan peti kemas, berarti pemerintah memiliki hak ats tanah itu untuk pengembangan daerah hak itu syah dimata
hukum dan islam, dan tanah di makam itu bukan

haknya jadi usul pemerintah akan dipindahkan dan makam itu tapi malah terjadi kerusuhan, saya heran kenapa orang islam di indonesia mudah sekali emosi bahkan yang saya lihat di televisi yang membawa senjata tajam itu malah dari pihak alih waris makam,suara Allah huakbar di kumandangkan ketika orang malah berbuat anarkis, inilah yang membuat islam dimata orang non islam jatuh islam tidak seperti itu bahkan nabi Muhammad SAW ketika dilempari batu saat berdakwah sampai giginya rontok saja malah berdoa untuk memberikan hidayah pada yang melemparinya, eh ini malah berkelahi , kenapa sih saya heran kenapa orang berdoa harus ke makam , kenapa harus di depannya, heran padahal masud dari ziarah makam adalah untuk mengigatkan kita dengan kematian, bahkan ketika kita pulang dari makan kita harus bersucikan

Saya yakin orang islam itu tahu mewujudkan kecintaan pada sesuatu bukan harus melihatnyakan , bukan harus dia ada depan kita kan, kita tak tahu nabi tak tahu mukanya , tapi kita mendokannyakan, jadi kenapa ya orang bertengkar demi itu, pengharagaan atas seseorang tas jasanya dalam islam bukan menziarahinya dengan itu, banyak yang bisa kita lakukan mendirikan pesantren, masjid atau lainnya.saya sebenarnya hanya mengigatkan banyak orang yang akidahnya belum kuat malh tersesat dalam kesirikan ketika ia percaya bahwa dengan datang ke makam mbah priok dapat memberikan dia pertolongan atau apalah , jika seseorang mempercayai itu maka ia terjebak dalam syirik , syirik itu sangat halus bahkan kita tampa sadar telah melakukan itu karena syaitan itu sangat pintar mencari celah kesesatan , bahkan kenapa foto nabi tidak mau dilukis anda tahu ? karena takut umatnya tersesat karena lebih mencintai rosulnya daripada "ALLAH "subhana wata alaa, sama seperti hal ini, ketika kita yakin ada sesuatu yang melebihi kekutan Allah, maka kita bisa terjebak dalam syirik.

Kemudian masalah keadilan islam itu sangat hak atas hak milik kalok barang, jadi kalo memang tanah itu milik pemerintah kita harus tahu bahwa kita yang salah , walau pun satpol pp caranya mungkin terlalu kasar dalam penggusurannya, sebagai umat islam kita kan tahu antara yang hak dan yang bukan hak, dari segi islam saya malah membela satpol pp dalam hal ini, kalau dipikir pengembangan pelabuhan itu juga untuk menseahterahkan rakyat kok, kenapanya, cotoh ajanih soal masalah tanah , ketika dahan pohon mangga kita melewati pagar tetangga dan malah berbuh di rumah tetangga dalam islam buah itu bukan hak yang punya pohon mangga tapi malah punya tetangga karena buahnya ada di pekarangan rumah tetangganya, pasti anda pernah mendengar ini kan, kalau kita tinjau di kasus makam mbah priok maka kalian pasti tahu jawabannyakan?

sekian sudut pandang dari saya mohon maaf jika ada kesalahan yang sya tulis , karena kebenaran hanya milik Allah
Read more ...

Rabu, 13 Januari 2010

Jangan Bersedih

hidup merupakan karunia maka jadikanlah hidupmu penuh makna jadikanlah hari berguna bagi diri dan orang yang ada di dekatmu,jangan pernah berpikir bawah Allah tidak sayang padamu Allah sangat sayang kepada semua hambanya. Selalu berpikirlah positif atas semua rencana Allah, karena Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, janganlahbersedih karena allah akan selalu di dekatmu, tiada cobaan yang melampaui kemampuan hambanya, resapi pesan ini agar hatimu selalu damai bagi yang hari ini ini berputus asa atau sedang bersedih ingatlah Allah selalu ada di dekatmu


Hidup memang berat tapi akan menjadi mudah jika dilakukan dan diniti hanya untuk ALLAh, langkahkan kaki ke jalan yang diridhoi oleh allah Read more ...

Sabtu, 9 Januari 2010

Acara Mama dan Aa' menjadi Hiburan Sekaligus Penyejuk Iman di Waktu pagi

Acara ini memenag cukup menarik bagi saya , habis sholat subuh terus nonton mama dan aa' insyaalloh deh bisa membantu atau memberikan ilmu kepada kita tentang islam , di sanan juga banyak membahas problematika tentang keluarga, kehidupan dan ajaran-ajaran islam. ditambah lagi kelucuan abdel yang membuat ketengan hari ini sedikit berkurang, di forum itu juga ada diskusi interaktif lewat telepon. baut bapak - atau ibu yang punya pertanyaan atau problem yang ingin ditanyakan bisa kok churhat di sana, acaranya dimulai sekitar jam limaan, mama churhat dong itu sih sih yang sering membuat saya tertawa ketika nonton. Semoga acara seperti ini bisa diperbanyak lagi bukan hanya di waktu pagi saja, siang sore atau pun malam biar kita bisa terhibur dengan hiburana yang membawa ketenangan jiwa dan berkualitas
Read more ...

Khamis, 5 November 2009

Kenapa ya Islam Banyak yang Niru

Kenapa ya islam banyak yang niru maksuknya pura -pura atau ngaku -ngaku kalo yang diajarkannya adalh ajaran islam tapi gak sesuai kaidah islam , mo tahu gak kenapa? kita analogikan islam sebagai guci keramik dengan kualitas tinggi dan haragannya sangat mahal , pasti banyak yang niru kan , dan ingin memalsukan keaslian guci


tersebut. begitu juga dengan islam islam adalah agama yang sangat mulia ajarannya yang diajarkan adalah kebaikan dan sangat logis , jadi banyak yang niru gitu. Makanyanya jangan heran kalo agama islam sering ditiru karenan kita tahu agama kita yang terbaik maka pasti banyak pemalsu-pemalsu islam , yang penting perkuat iman dan berpekang teguh dengan AL-Quran.



Read more ...

Rabu, 8 April 2009

Meninggalkan Khianat, Mendapat Rahmat

Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzar Al-Anshari berkata: "Dulu, aku pernah berada di Makkah semoga Allah SWT selalu menjaganya, suatu hari aku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantong dari sutera yang diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari sutera pula. Aku memungutnya dan membawanya pulang ke rumah. Ketika aku buka, aku dapatkan didalamnya sebuah kalung permata yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yang berteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kain yang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, 'Ini adalah bagi orang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata'. Aku berkata pada diriku, 'Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar. Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan dan mengembalikan kantong sutera ini padanya'. Maka aku berkata pada bapak tua itu, 'Hai, kemarilah'. Lalu aku membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu, ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnya berikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikan kantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, 'Memang seharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah untuk itu'. Ternyata dia bersikeras, 'Kau harus mau menerimanya', sambil memaksaku terus-menerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima. akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapa waktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayar dengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, orang-orang semua tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, dengan menumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktu aku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi!

Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salah satu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika mereka tahu bagaimana aku membacanya, tak seorang pun dari penduduk pulau tersebut kecuali dia datang kepadaku dan mengatakan, 'Ajarkanlah Al-Qur'an kepadaku'. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka aku mendapat harta yang banyak. Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, aku mengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, 'Kau bisa menulis?', aku jawab, 'Ya'. Mereka berkata, 'Kalau begitu, ajarilah kami menulis'. Mereka pun datang dengan anak-anak juga dan para remaja mereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapat banyak uang. Setelah itu mereka berkata, 'Kami mempunyai seorang puteri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya?' Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, 'Tidak bisa, kau harus mau'. Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawa anak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba aku melihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkah melingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali terus memperhatikan kalung permata itu. Mereka berkata, 'Sungguh, kau telah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikan kalung itu dan tidak memperhatikan orangnya'. Maka saya ceritakan kepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut. Setelah mereka tahu, mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduk setempat. 'Ada apa dengan kalian?', kataku bertanya. Mereka menjawab, 'Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saat itu adalah ayah anak perempuan ini'. Dia pernah mengatakan, 'Aku tidak pernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini (sebaik) orang yang telah mengembalikan kalung ini kepadaku'. Dia juga berdoa, 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannya dengan puteriku', dan sekarang sudah menjadi kenyataan'.

Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai dua orang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadi harta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itu meninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. Lalu aku menjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta yang kalian lihat ada padaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar."

Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Read more ...

Ahad, 22 Mac 2009

Potong Tangan dalam Islam?

Menurut zhahir QS Al-Ma'idah (6): 38 hukuman tindak pidana pencurian berupa potong tangan (qath al-yad). Mengenai hal ini pendapat para ulama terbagi menjadi dua: Pertama, hukuman tersebut bersifat taabbudi karena itu tidak dapat diganti hukuman lain, dengan penjara atau lainnya, sebagaimana pernah dilaksanakan pada masa Rasul. Demikian menurut sebagian ulama.

Kedua, hukuman tersebut ma 'qulul ma'na, yakni mempunyai maksud dan pengertian yang rasional. Karena itu ia dapat berujud dengan hukuman lain, tidak harus dengan potong tangan. Demikian menurut sebagian ulama (lihat Ibrahim Dasuqi asy-Syahawi, As-Sariqah, Kairo, Maktabah Dar al-Urubah, 1961, cet-1, h. 9-13).

Menurut para pendukung pendapat kedua ini, yang dimaksud dengan "potong tangan" sebagaimana ditegaskan dalarn ayat adalah "mencegah melakukan pencurian". Pencegahan tersebut dapat diwujudkan dengan penahanan dalam penjara dan sebagainya, tidak mesti harus dengan jalan potong tangan. Dengan demikian, ayat tersebut dapat berarti: Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan, cegahlah kedua tangannya dari mencuri dengan cara yang dapat mewujudkan pencegahan.


Sebelum terburu-buru mengkafirkan ulama kelompok kedua ini, (bukankah kita cenderung mengkafirkan orang yang tidak kita mengerti jalan pikirannya?) ada baiknya kita ketahui alasan mereka.

Golongan ini mengemukakan alasan bahwa kata memotong (al-qath'u) arti aslinya adalah semata-rnata pencegahan (al-man'u), dengan alasan sebagai berikut.

(1) Menurut sebuah riwayat, Rasulullah memberi hadiah kepada Aqra' bin Habis At-Tamimi dan 'Uyainah bin Hisn Al-Fazari masing-masing seratus ekor unta, sedangkan kepada 'Abbas bin Mardas Nabi memberikan hadiah kurang dan seratus ekor unta. Kemudian 'Abbas rnendendangkan syair di hadapan Nabi yang mengutarakan bahwa kedudukan dan perjuangannya jika tidak lebih maka tidak dapat dipandang kurang dari Aqra' dan 'Uyainah tersebut. Ketika mendengar syair 'Abbas yang dibaca berulang-ulang itu, Nabi berkata kepada para sahabat: iqthaÕu anni lisanahu (secara harfiah berarti: potonglah dari aku lidahnya).

Para sahabat kemudian memberikan kepada 'Abbas tambahan sampai seratus unta, sebagaimana Nabi telah memberikan kepada Aqra' dan 'Uyainah. Kalaulah kata qatha 'a berarti pemotongan, tentu para sahabat memotong lidah 'Abbas. Tetapi mereka menanggapi perkataan Nabi tersebut tidak menurut arti lahirnya, yaitu pemotongan lidah. Melainkan memahaminya agar mencegah lidah 'Abbas dari mengoceh dan mengemukakan protesnya, dengan mencukupkan bilangan unta seratus ekor. Dengan demikian, perkataan Nabi tersebut tidak diartikan oleh para sahabat dengan "potonglah lidahnya", tetapi diartikan "cegahlah lidahnya."


(2) Menurut riwayat, Laila Al-Akhiliah pernah membacakan kasidahnya unttuk memuji Panglima Hajjaj. Hajjaj berkata kepada ajudannya: 'iqtha anni lisanaha" Mendengar perintah ini, ajudan tersebut membawa Laila ke tukang besi untuk dipotong lidahnya. Ketika dilihatnya tukang besi mengeluarkan pisau, Laila berkata: "Bukan itu yang dimaksudkan Hajjaj, tetapi ia memerintahkan agar engkau memotong lidahku dengan hadiah, bukan dengan pisau." Setelah ajudan kembali bertanya kepada panglima, ia membenarkan pendapat Laila, sehingga ajudan tersebut mendapat celaan dari panglima karena kebodohannya. Sekiranya kata qhathaa diartikan memotong secara sempit, tidaklah wajar Hajjaj memarahi ajudannya. Panglima Hajjaj dan Laila terkenal sebagai pujangga dan sastrawan Arab pada masa Daulah Bani Umayyah yang kata-katanya dapat dijadikan hujjah dalam memahami bahasa Arab. Sedangkan ahli bahasa sependapat bahwa bahasa Arab pada masa Umayyah dan permulaan Daulah 'Abbasiah sampai dengan masa Abu Al-'Atahiyah (sastrawan Arab terkenal pada masa Abbasiah yang wafat pada 211 H) dapat dijadikan hujjah. Di samping itu, menurut Abu Hanifah, Ats-Tsauri, Ahmad, dan Ishaq, hukuman atas tindak pidana pencurian itu bersifat pilihan, potong tangan atau mengembalikan (mengganti) barang yang dicuri kepada pemiliknya (lihat Tafsir Fakh al-Razi, juz XI, h. 228), atau menurut ulama lain menafkahkannya di jalan Allah (lihat Tafsir Ruh al-Maani, Juz VI, h. 135).

Al-Haq min Allah!
Read more ...

 

Followers

flash Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani